Senin, 28 April 2014

Judul yang lari dari cerita

Edit Posted by with No comments
Ini tulisan antah berantah (Mungkin).
Aku sudah mengeshare ini ke catatan fb aku, tumblr, aku. DLL :v
Selalu berharap. Kata itu yang mengawali tulisan absurd ini. Jam 00:07 tepatnya selesai aku membuat tugas. Jariku langsung bergerak menekan tombol-tombol merangkai  kata perkata. Jari terus bergerak menyalurkan rekaman pikiran kehadapan layar monitor. Aku sejenak berhenti, memikirkan apa yang ingin kutulis lagi.
            Berhenti hingga aku lupa dengan tujuanku. Begitulah semestinya kunamai seorang aku. Larut-berlarut dengan waktu. Aku meniadakan makna sesungguhnya yang tersurat dalam baris kehidupan.
            Waktu yang menipu, memberi kekosongan pada jam-jam. Yang seharusnya kuisi dengan tindakan nyata. Aku lalai! Aku terlalu ceroboh dengan waktu! Khayalan ku yang absurd memenuhi cairan di pikranku untuk menutup kemungkinan mengerjakan.
            Aku terlalu menatap kedepan! Dengan sepasang bola mata. Bola mata yang buta! Tak heran jika aku awali tulisan ini dengan ‘Selalu berharap’. Prolog dalam kisah itu tak pernah bergeser dari apa yang aku buat kedepannya. Tetapi, mengapa masih membayangkan prolog yang baru? Aku seharusnya belajar dari masa lalu. Tetapi, aku tak pernah melakukan itu.
            Sejajarnya pikiran dengan perasaan itu hal yang paling sulit kulakukan. Aku tipe orang yang aneh (mungkin). Setiap aku berpikir, pastikan hatiku berbicara. Aku bisa melakukan 2 kejadian itu sekaligus, tanpa kesalahan. Aku berpikir matematika, namun hatiku bernyanyi. Aku sedang bernyanyi, namun hatiku berdo’a. Aku berkhayal, namun hatiku mengarang tulisan.
            Aneh! Aku telah mencoba mengakurkan mereka. Namun, tetap saja nihil. Tapi, ini tak masalah bagiku. Berjalan dengan semestinya, berpikir dengan sewajarnya, dan berperasaan dengan sejujurnya.
            Kadangkala, kebisuan mengungkapkan cerita. Merekam semuanya secara utuh didalam otak. Dengan diam bersuara hati. Berimajinasi yang membuatku selalu berharap. Diam dalam dunia imajinasi. Berandai seekor ikan yang ditangkap dengan pukat harimau berbeda dengan ikan yang diangkap dengan sebatang tombak bambu. Perbedaan dalam jumlah dan dampak. Begitulah, diam dalam imajinasi. Jika menangkap kata imajinasi dengan pikiran baik, Maka orang akan mengira dia sangat antusias dengan pikirannya. Dia mampu berpikir panjang. Namun, jika menangkap dengan pikiran buruk, maka orang akan mengira dia sangat aneh, pembuang waktu, pengumpul mimpi namun tak jelas. Mungkin sebagiannya lagi dapat tersimpul dalam jiwa sendiri. Perbedaan dampak sangat signifikasi sekali.
            Ini yang menyebakan kekakukan dalam betindak. Perubahan yang perlu ditajamkan!Aku akan mencoba itu. Masih ingatkah dengan gadis senja yang menggantungkan mimpi dilangit kamar? Itu dia!
Yah, sangat absurd. Tak cocok untuk dibaca
Bukan ilmu, bukan berita, hanya curahan serta motivasi untuk diri sendiri.
#Mencobamencintaikata-kata

0 komentar:

Posting Komentar