Kamis, 01 Oktober 2015

BAZAR HUNTER

Edit Posted by with No comments


BAZAR HUNTER!


            Pemburu bazar. Apa sih yang pertama kalian pikirkan setelah mendengar kalimat itu? Haha, Yang jelas ini bukan profesi buruk atau negative yang dapat merusak para binatang di hutan. Pemburu bazaar adalah mereka yang suka dengan bazaar buku. Buku-buku yang sudah lama atau bisa jadi baru dijual dengan harga murah pada keadaan waktu tertentu. Nah, pada saat waktu tersebut, biasanya para bazaar hunter hadir dengan membawa uang tabungan miliknya untuk memborong buku-buku yang ingin ia beli.
            Pemerintah telah mencanangkan programnya yaitu, mewujudkan literasi dalam budaya membaca sehingga masyarakat Indonesia menjadi cinta buku dan melek aksara. Mengapa hal ini menjadi program pemerintah? Karena budaya meembaca di Indonesia cukup dikatakan minim sekali. Banyak anak Indonesia yang kurang membaca atau malahan tidak suka dengan membaca. Padahal dari membaca itu kita bisa menemukan kebermanfaatan yang plural dari segi apapun. Membaca bukanlah sebuah bakat, itu merupakan hobi yang dibangun dari dasar kemauan hati seseorang. Nah, kemauan itulah yang belum bisa ditemukan oleh di jiwa orang Indonesia sendiri.
            Kita bisa mengulas sejarah negara Jepang yang kalah dalam Perang Dunia Ke-2. Yang kita tau sekarang, sebagai geerasi muda terdepan atau hidup di zaman modern, Jepang adalah negara maju di dunia yang mahir dalam bidang elektronik maupun teknik mereka. Jepang kini meraih reward sebagai penghasil pendapatan nasional terbesar ke-2 setelah Amerika Serikat.
            Mengapa jepang yang kita kenal lewat sejarah dengan yang kita kenal lewat realita saat ini berbeda sekali? Berbeda dengan tanda kutip berbanding terbalik. Lewat sejarah kita mengenalo mereka dengan negara yang sudah pecah dan hancur berantakan akibat keterlibatan mereka dalam perang dunia ke-2. Namun saat ini, negara mereka dijuluki sebagai negara sakura yang ditumbuhi dengan pohon sakura yang sungguh anggun dan banyak wisatawan ingin mengunjungi negara tersebut.
            Dan ternyata, hal yang membuat saya kagum ialah, Pada saat mereka dibom oleh Amerika Serikat yang membuat negara mereka hancur berantakan dan menjatuhkan korban, Kaisar atau pemimpin negara mereka bertanya, “Berapa banyak sisa guru di Jepang saat ini?”. Dia tidak bertanya berapa banyak sisa alat tempur kita untuk melawan Amerika. Dia tidak bertanya berapa sisa uang yang masih tersisa untuk membangun kota. Dia bertanya berapa banya guru yang masih hidup.
            Guru adalah insan yang berjasa bagi bangsa dan negara. Karena ditangannyalah, generasi muda dilahirkan dengan kemampuan atau kemahiran mereka masing-masing. Dan Kaisar di jepang juga menjadikan generasi muda mereka cinta dengan buku. Karena dari bukulah, semua ilmu pengetahuan dapat kita raih. Dan kita melihat impacknya saat ini, jepang sudah maju. Dan masayarakat mereka terkenal dengan pecinta buku. Kemana-mana membawa buku. Itu adalah impact bisa kita temuakan dari budaya membaca,
            Nah, tunggu apalagi? Jika kita merasa anak Indonesia yang mengingkan Indonesia Berjaya dan menjadi makmur sentosa, langkah salah satunya ialah membaca. Tidak perlu memikirkan hal yang lain untuk bekerja atau apapun. Yang kita pikirkan saat ini adalah menjadi generasi yang dapat berguna bagi bangsa dan negara.
            Namun kendalanya, harga buku sangat mahal. Dan itu tidak sesuai dengan budget uang jajan yang kita dapat dari orang tua kita. Sehingga menyulitkan anak mendapatkan buku yang ia inginkan. Beruntung jika orang tua mereka mau membelikan mereka buku tersebut, jika orang tua mereka menginginkan anak mereka mandiri, tentunya ia ingin anaknya menabung. Dan menabung butuh proses. Dan selama proses, apa yang harus kita lakukan?
            Hal yang menarik yang perlu kita lakukan adalah memanfaatkan keadaan. Banyak Toko buku yang tersebar di sekeliling kita. Dan biasanya toko buku terebut menwarakan bazaar buku murah sebualn sekali. Waktu itulah yang kita manfaatkan. Banyak keuntungan yang dapat kita raih dari sini.
            Tidak mengeluarkan banyak uang untuk membeli buku. Dan buku yang kita beli biasanya jamak genre. Sehingga, kita mendapatkan banyak ilmu yang berbeda tiap saat dari apa yang kita baca.
            Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa, pemikiran seseorang hasil dari apa yang mereka banyak. Semakin banyak yang mereka baca, semakin meningkat pola pikirnya. Jadi, tak ada salahnya kan menyandang profesi sebagai pemburu bazaar
Salam Literasi! Mewujudkan generasi muda mencintai buku! Hidupkan Budaya Membaca!

Febbyalp
2 oktober 11:00

Sabtu, 15 Agustus 2015

Puisi : HAHA

Edit Posted by with 1 comment


                     HAHA



FebbyAlp
14 Agustus 2015
10:55
HAHA
Ada dunia,
Dimana senggol bukan lagi rayuan
Bukan lagi candaan, bukan lagi permainan
Kini ia menjadi keris yang datang sekawan
Tusuk sini lempar sana, Lari!
Karna senggol saja

HAHA
Masih di dunia,
Soko gurunya berantakan
Jadi, anaknya keteteran
Tapi kata palu hakim,
Soko guru tidak boleh diragu
Anaknya yang harus dibelenggu,

HAHA
Di dunia lagi,
Ada pasar jelata,
Tempat hidup pedagang seraya
Dibakar! Digusur!
Bangun pasar raksasa, katanya
Eh, taunya asing yang punya

HAHA
Tetap saja di dunia,
Aroma suara leher punya banyak cerita
Tentang naik turun harga,
Yang tak kunjung berakhir jua
Sudah dianggap seperti ular tangga
Naik turun jadi biasa

HAHA
Di dunia lagi,
Kecurangan diterangkan
Kejujuran  digelapkan
Penyuapan jadi peraturan
Bagi kalian yang mau mapan

HAHA
 ada ada saja negriku
Bahkan, waktupun berseteru

Apalah pagi bagi malam?
Yang sudah berbeda kulit, lain kalam
Kata malam, pasanganku hanya siang
Dengan busung dada dan mata tajam
Pasanganku hanya petang, Balas pagi
Jadi, Bermusuhan

HAHA

Jangan tuduh aku jadi pencela
Karna aku bukan menghina
Aku hanya mengutara
Negriku yang katanya pancasila
Tapi bobrok norma

HAHA, HAP
Nyaris saja!
Lalat terbang tak mengira-ngira
Karna banyak tertawa
Mulutku jadi gua


Kini Cerita sudah berbeda
Terbelit lidah menekan kata
Sudah hilang waktuku tertawa
Berseraklah ragu logika, jangan lagi HAHA

Rabu, 24 Juni 2015

Cerpen : 6 Sajak Buat Umi (Part 1)

Edit Posted by with No comments


Sajak Buat Umi (Part 1)
Keajaiban Sholat

            *Alarm Berbunyi
            Aku membuka mata kemudian menekan tombol alarm di kepala jam. Meregangkan tubuhku dengan menarik kedua tangan keatas membuat badan ini terasa sedikit segar dari sebelumnya. Membereskan tempat tidur adalah rutinitasku setelah bangun tidur. Sambil menunggu tabuh azan, aku menyempatkan diri untuk mengecek kembali pelajaran yang akan kubawa ke sekolah nanti.
            “Akifaaahh” suara umi terdengar dari balik pintu kamarku “Apakah kamu sudah bangun?” Lanjut umi sambil mengetuk pintu
            “Iya umi, ifah sudah bangun” Jawabku sambil memberhentikan kegiatan membolak-balikkan buku di dalam tas. Aku berjalan mendekati pintu kamar, lalu membukanya.
            Senyuman umi adalah kebahagiaan pertama sekali yang kutemukan tiap pagi. Dia selalu menipiskan bibirnya dengan ramah untuk anak tercintanya ini. “Lekas berwhudhu, Mau masuk waktu azan” Suruhnya yang telah memasang mukena dengan basahan air suci  tergambar di muka umi.
            “Khair umi” Aku berbalik badan, menuju kamar mandi untuk berwudhu seperti apa yang diperintahkan umi.
∞∞∞
            “Apa menu hari ini umi?” Pertanyaan yang selalu kulontarkan ketika berda di ruang makan. Dan itu tidak pernah membuat umi bosan untuk menjawab kalimat yang selalu didengarnya tiap pagi.
            “Hanya nasi goreng yang ditambah bumbu kasih sayang ifah” Balas umi sambil menyuguhkan sepiring nasi goreng kehadapanku dan abi. Dan abi hanya tersenyum mendengar jawaban umi.
            Aku selalu memakan apa yang telah disuguhkan umi kepadaku. Walaupun sebelumnya terbesit pertanyaan yang memungkinkan aku menilai masakan umi, itu hanya sebuah percakapan awal sebelum aku mencicipi masakan umi. Karena, aku ingin sekali mengetahui semua jenis makanan. Dan aku juga ingin jago masak seperti umi.
            Masakan umi selalu lezat di lidahku. Bentuknya sangat sederhana, tidak semewah makanan restoran yang dihiasi bunga tomat, atau segala macam. Bahkan ketika disekolah aku meminta kawanku untuk menilai masakan umi. Dan temanku juga sependapat denganku, kalau masakan umi sangat lezat. Itu yang membuatku berani mengatakan Umi Jago Masak.
           
∞∞∞
            Azab maghrib telah dikumandangkan, aku segera mengambil mukena dan berlari ke musholla untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah bersama umi dan abi.
            “Jangan lari-lari, ntar jatuh loh” Ujar umi ketika aku telah sampai di musholla yang sangat kecil milik keluaraga kami, musholla itu hanya bisa diisi ¾ orang saja. Karna ruangan ini sangat kecil yang dibuatkan khusus untuk ruang sholat.
            Allahu Akbar. Abi mengangkat tangan hingga telinga, lalu melipatkannya di atas perut. Begitu pula umi. Aku menirukan gerak-gerik umi dalam sholat. Karena orang yang terdekat saat itu adalah umi. Abi sangat susah ditiru. Ia membelakangiku dan berdiri 3 langkah di depanku jika menggunakan kaki kecilku. Kata umi, memang seharusnya abi berada di depan. Karena abi berperan sebagai imam sholat. Aku cukup mengerti dengan hal itu.
Dan aku masih bingung dengan mulut umi yang selalu komat-kamit. Beberapa bacaan sholat telah diajarkan oleh guruku. Namun aku selalu lupa. Umi juga telah mengajarkanku. Tetapi saat aku mengingatnya ketika sholat dan melafazkannya sebagaimana umi lakukan, Abiku sudah melakukan gerakan sholat selanjutnya. Padahal bacaanku belum lengkap.
Assalamu’alaikum warahmatullah. Abi memalingkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri, aku mengikutinya. Sholat telah usai. Saatnya mengadahkan tangan ke atas dan menghadap kebawah, sesuai yang umi ajarkan. Ayah mengucapkan do’a-do’a, sedangkan aku dan umi menambahkan kata ‘Aamiin’ di ujung do’anya. Setelah itu diakhiri dengan salam-salaman. Umi meyalami abi, lalu dilanjutkan dengan aku menyalami abi dan umi.
            “Akifah, ayo membaca al-qur’an” ajak umi sambil mengambil Al-qur’annya. Abi sudah duluan meninggalkan ruangan. Karena ada rapat yang harus ia datangi. Tinggalah aku dan umi yang berada di ruang sholat. Saatnya aku curhat dengan umi
            “Umi” panggilku saat duduk dihadapannya. “ifah selalu ketinggalan bacaan sholat. Belum selesai ifah baca, abi sudah duluan ke gerakan selanjutnya”
            Umi tersenyum “Artinya kamu belum terbiasa. Coba kamu hafal dengan hati yang tulus dan niatkan hanya untuk Allah Swt. Pasti lancar bacanya” jelas umi kepadaku
            Namun aku masih belum mengerti apa yang dimaksudkan umi. “Sebenarnya untuk apa sih Sholat umi?” tanyaku
            Umi kemudian membenarkan posisi duduknya dan menatap mataku “Sholat merupakan amalan yang paling utama bagi umat islam. Dan ini hukumnya wajib. Kamu hapal rukun islam, kan?”
            “Hapal” jawabku dengan bangga
            “Nah, coba sebutkan kepada umi”
            “Rukun islama ada lima. Satu, Mengucapkan dua kalimat syahadat. Dua, mendirikan sholat. Tiga, melaksanakan puasa. Empat, membayar zakat. Lima, menunaikan haji bagi yang mampu” Aku menyebutkannya sesuai dengan nada yang diajarkan oleh guruku di sekolah
            “Nah, rukun islam yang kedua adalah Mendirikan sholat. Sholat merupakan cara kita bertemu dengan Allah Swt. Kedudukan sholat sangat tinggi dan terhormat. Karena itu kita harus menjaganya. Ibu ada kisah tentang sholat nih, mau dengar?” Tawar umi kepadaku
            Jika mendengar sebuah cerita, aku sangat antusias dan menyimaknya dengan yakin sekali. “Mau” Jawabku
            “Zaman dahulu, ada seorang suami yang shaleh. Suatu ketika ia kedatangan tamu di rumahnya. Lalu, Ia mengeluarkan semua makanan yang ada di rumahnya untuk tamu tersebut. Dan ternyata makanan itu habis seluruhnya. Tidak ada yang tersisa untuk dimakan oleh anak dan istrinya. Akhirnya tamu itu pulang. Dan istrinya marah kepadanya “mengapa kamu berikan semuanya kepada mereka? Sekarang apa yang akan dimakan oleh anak kita?” Namun dengan tenang, suami yang shaleh itu menjawab “Tenang saja, Allah yang menciptakan mereka, tentu Dia tidak akan melupakan mereka.” Kemudian, tengah malam selepas berwudhu, ia keluar rumah dan pergi ke masjid terdekat. Disana ia sholat dan bersujud lalu berdoa lama sekali. Di waktu yang sama, ada seorang yang bernama Amir yang hidupnya penuh kemaksiatan. Tiba-tiba saat itu ia sadar dan ingin bertaubat. Hatinya selalu gelisah dan tidak tentram. Jadi, dia memutuskan untuk keluar rumah sambil membawa sekarung makanan dan setumpuk uang. Ia berniat untuk memberikan makanan dan uang itu pada siapapun yang pertama kali dia jumpai. Ia tidak tahu ingin memberikan kepada siapa makanan dan uang itu di tengah malam begini. Akhirnya ia hanya mengikuti langkah ontanya saja.    Ternyata onta tersebut berbelok dan masuk ke halaman masjid tempat suami saleh tadi berdoa.”
            “Lalu umi? Pak Amir itu bertemu dengan suami yang shaleh tadi? Wah beruntung sekali” Uajrku
            “Iya, pak Amir memperhatikan suami yang shaleh itu karena ia bingung kenapa bapak itu berdo’a lama sekali. Dan akhirnya, pak Amir memutuskan untuk menunggunya hingga ia selesai. Akhirnya berdirilah suami yang saleh tadi untuk kembali ke rumah. Dan Ia terkejut saat ada seseorang yang menunggunya di luar. Pak Amir mendekatinya lalu menyodongkan makanan dan uang itu ke hadapannya "Ambil makanan dan uang ini. Semuanya untukmu,". Suami yang saleh itupun menerimanya dengan senang hati. "Kalau kamu butuh bantuan lagi datang saja menemuiku di istana. Aku pasti akan memberimu,” Ujar Pak Amir . Namun jawaban suami yang shaleh ini membuat terkejut pak Amir dan menyentuh hatinya.”
            “Apa yang ia katakan umi?” Tanyaku ingin tahu
"Suami yang shaleh itu berkata, “Demi Allah, tidak, kalau aku perlu bantuan aku tidak akan menemui Anda, tetapi aku akan menemui Allah yang telah membawa Anda kesini pada tengah malam begini." Lalu Pak Amir tersenyum dan semakin menguatkan imannya kepada Allah Swt. Nah, itu menunjukkan bahwa do’a seorang suami yang sholeh saat sholat tadi diterima oleh Allah SWT. Itu terjadi karena sholat suami yang sholeh itu. Jadi, siapapun yang ingin doanya didengar dan dikabulkan Allah SWT, maka ia harus menghadap sendiri ke hadapan Allah dalam keadaan suci, dengan cara sholat. Ajukan segala permohonan dengan sopan, dengan memperlihatkan rasa malu dan  perasaan penuh harap. Karena Allah itu Maha Kaya dan maha Dermawan” Jelas umi
“Ooh begitu, Jadi Sholat itu cara untuk terkabulnya do’a kita ya umi. Kalau gitu, Akifah akan rajin-rajin sholat supaya Allah selalu mengabulkan do’a akifah” Ujarku dengan riang
Umi tertawa kecil “Ayo, sekarang kita baca Al-qur’annya”
Aku membuka al-qur’an dan mencari halaman yang terakhir sekali kubaca.
FebbyAlp
25 juni 2015

NB: Kisah teladan sholat bersumber http://jasoya.blogspot.com/2012/12/kisah-teladan-tentang-sholat.html