Sajak
Buat Umi (Part 1)
Keajaiban Sholat
*Alarm
Berbunyi
Aku
membuka mata kemudian menekan tombol alarm di kepala jam. Meregangkan tubuhku
dengan menarik kedua tangan keatas membuat badan ini terasa sedikit segar dari
sebelumnya. Membereskan tempat tidur adalah rutinitasku setelah bangun tidur.
Sambil menunggu tabuh azan, aku menyempatkan diri untuk mengecek kembali
pelajaran yang akan kubawa ke sekolah nanti.
“Akifaaahh”
suara umi terdengar dari balik pintu kamarku “Apakah kamu sudah bangun?” Lanjut
umi sambil mengetuk pintu
“Iya
umi, ifah sudah bangun” Jawabku sambil memberhentikan kegiatan
membolak-balikkan buku di dalam tas. Aku berjalan mendekati pintu kamar, lalu
membukanya.
Senyuman
umi adalah kebahagiaan pertama sekali yang kutemukan tiap pagi. Dia selalu
menipiskan bibirnya
dengan ramah untuk anak tercintanya ini.
“Lekas berwhudhu, Mau masuk waktu azan” Suruhnya yang telah memasang mukena
dengan basahan air suci tergambar di
muka umi.
“Khair
umi” Aku berbalik badan, menuju kamar mandi untuk berwudhu seperti apa yang
diperintahkan umi.
∞∞∞
“Apa
menu hari ini umi?” Pertanyaan yang selalu kulontarkan ketika berda di
ruang makan.
Dan itu tidak pernah membuat umi bosan untuk menjawab kalimat yang selalu didengarnya tiap pagi.
“Hanya
nasi goreng yang ditambah bumbu kasih sayang ifah” Balas umi sambil menyuguhkan
sepiring nasi goreng kehadapanku dan abi. Dan abi hanya tersenyum mendengar
jawaban umi.
Aku
selalu memakan apa yang telah disuguhkan umi kepadaku. Walaupun sebelumnya
terbesit pertanyaan yang memungkinkan aku menilai masakan umi, itu hanya sebuah
percakapan awal sebelum aku mencicipi masakan umi. Karena, aku ingin sekali mengetahui
semua jenis makanan. Dan aku juga ingin jago masak seperti umi.
Masakan umi selalu lezat di lidahku.
Bentuknya sangat sederhana, tidak semewah makanan restoran yang dihiasi bunga
tomat, atau segala macam. Bahkan ketika disekolah aku meminta kawanku untuk
menilai masakan umi. Dan temanku juga sependapat denganku, kalau masakan umi
sangat lezat. Itu yang membuatku berani mengatakan Umi Jago Masak.
∞∞∞
Azab maghrib telah dikumandangkan,
aku segera mengambil mukena dan berlari ke musholla untuk melaksanakan sholat
maghrib berjamaah bersama umi dan abi.
“Jangan lari-lari, ntar jatuh loh”
Ujar umi ketika aku telah sampai di musholla yang sangat kecil milik keluaraga
kami, musholla itu hanya bisa diisi ¾ orang saja. Karna ruangan ini sangat
kecil yang dibuatkan khusus untuk ruang sholat.
Allahu Akbar. Abi mengangkat tangan
hingga telinga, lalu melipatkannya di atas perut. Begitu pula umi. Aku
menirukan gerak-gerik umi dalam sholat. Karena orang yang terdekat saat itu adalah
umi. Abi sangat susah ditiru. Ia membelakangiku dan berdiri 3 langkah di
depanku jika menggunakan kaki kecilku. Kata umi, memang seharusnya abi berada
di depan. Karena abi berperan sebagai imam sholat. Aku cukup mengerti dengan
hal itu.
Dan aku masih
bingung dengan mulut umi yang selalu komat-kamit. Beberapa bacaan sholat telah diajarkan
oleh guruku. Namun aku selalu lupa. Umi juga telah mengajarkanku. Tetapi saat
aku mengingatnya ketika sholat dan melafazkannya sebagaimana umi lakukan, Abiku
sudah melakukan gerakan sholat selanjutnya. Padahal bacaanku belum lengkap.
Assalamu’alaikum
warahmatullah. Abi memalingkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri, aku
mengikutinya. Sholat telah usai. Saatnya mengadahkan tangan ke atas dan
menghadap kebawah, sesuai yang umi ajarkan. Ayah mengucapkan do’a-do’a,
sedangkan aku dan umi menambahkan kata ‘Aamiin’ di ujung do’anya. Setelah itu diakhiri
dengan salam-salaman. Umi meyalami abi, lalu dilanjutkan dengan aku menyalami
abi dan umi.
“Akifah, ayo membaca al-qur’an” ajak
umi sambil mengambil Al-qur’annya. Abi sudah duluan meninggalkan ruangan.
Karena ada rapat yang harus ia datangi. Tinggalah aku dan umi yang berada di
ruang sholat. Saatnya aku curhat dengan umi
“Umi” panggilku saat duduk
dihadapannya. “ifah selalu ketinggalan bacaan sholat. Belum selesai ifah baca,
abi sudah duluan ke gerakan selanjutnya”
Umi tersenyum “Artinya kamu belum
terbiasa. Coba kamu hafal dengan hati yang tulus dan niatkan hanya untuk Allah
Swt. Pasti lancar bacanya” jelas umi kepadaku
Namun aku masih belum mengerti apa
yang dimaksudkan umi. “Sebenarnya untuk apa sih Sholat umi?” tanyaku
Umi kemudian membenarkan posisi
duduknya dan menatap mataku “Sholat merupakan amalan yang paling utama bagi
umat islam. Dan ini hukumnya wajib. Kamu hapal rukun islam, kan?”
“Hapal” jawabku dengan bangga
“Nah, coba sebutkan kepada umi”
“Rukun islama ada lima. Satu,
Mengucapkan dua kalimat syahadat. Dua, mendirikan sholat. Tiga, melaksanakan puasa.
Empat, membayar zakat. Lima, menunaikan haji bagi yang mampu” Aku
menyebutkannya sesuai dengan nada yang diajarkan oleh guruku di sekolah
“Nah, rukun islam yang kedua adalah
Mendirikan sholat. Sholat merupakan cara kita bertemu dengan Allah Swt. Kedudukan
sholat sangat tinggi dan terhormat. Karena itu kita harus menjaganya. Ibu ada
kisah tentang sholat nih, mau dengar?” Tawar umi kepadaku
Jika mendengar sebuah cerita, aku
sangat antusias dan menyimaknya dengan yakin sekali. “Mau” Jawabku
“Zaman dahulu, ada seorang suami
yang shaleh. Suatu ketika ia kedatangan tamu di rumahnya. Lalu, Ia mengeluarkan
semua makanan yang ada di rumahnya untuk tamu tersebut. Dan ternyata makanan
itu habis seluruhnya. Tidak ada yang tersisa untuk dimakan oleh anak dan
istrinya. Akhirnya tamu itu pulang. Dan istrinya marah kepadanya “mengapa kamu
berikan semuanya kepada mereka? Sekarang apa yang akan dimakan oleh anak kita?”
Namun dengan tenang, suami yang shaleh itu menjawab “Tenang saja, Allah yang menciptakan
mereka, tentu Dia tidak akan melupakan mereka.” Kemudian, tengah malam selepas berwudhu, ia keluar
rumah dan pergi ke masjid terdekat. Disana ia sholat dan bersujud lalu berdoa lama sekali. Di
waktu yang sama, ada seorang yang bernama Amir yang hidupnya penuh kemaksiatan.
Tiba-tiba saat itu ia sadar dan ingin bertaubat. Hatinya selalu gelisah dan
tidak tentram. Jadi, dia memutuskan untuk keluar rumah sambil membawa sekarung makanan dan
setumpuk uang. Ia berniat untuk memberikan makanan dan uang itu pada siapapun
yang pertama kali dia jumpai. Ia tidak tahu ingin memberikan kepada siapa makanan
dan uang itu di tengah malam begini. Akhirnya ia hanya mengikuti langkah
ontanya saja. Ternyata onta tersebut berbelok dan masuk ke
halaman masjid tempat suami
saleh tadi berdoa.”
“Lalu umi? Pak Amir itu bertemu
dengan suami yang shaleh tadi? Wah beruntung sekali” Uajrku
“Iya, pak Amir memperhatikan suami
yang shaleh itu karena ia bingung kenapa bapak itu berdo’a lama sekali. Dan
akhirnya, pak Amir memutuskan untuk menunggunya hingga ia selesai. Akhirnya
berdirilah suami yang saleh tadi untuk kembali ke rumah. Dan Ia terkejut saat
ada seseorang yang menunggunya di luar. Pak Amir mendekatinya lalu menyodongkan
makanan dan uang itu ke hadapannya "Ambil makanan dan uang ini. Semuanya
untukmu,". Suami yang saleh itupun menerimanya dengan senang hati. "Kalau kamu butuh bantuan
lagi datang saja menemuiku di istana. Aku pasti akan memberimu,” Ujar Pak Amir . Namun
jawaban suami yang shaleh ini membuat terkejut pak Amir dan menyentuh hatinya.”
“Apa yang ia katakan umi?” Tanyaku
ingin tahu
"Suami
yang shaleh itu berkata, “Demi
Allah, tidak, kalau aku perlu bantuan aku tidak akan menemui Anda, tetapi aku
akan menemui Allah yang telah membawa Anda kesini pada tengah malam begini."
Lalu Pak Amir tersenyum dan semakin menguatkan imannya kepada Allah Swt.
Nah, itu menunjukkan bahwa do’a seorang suami yang sholeh saat sholat tadi
diterima oleh Allah SWT. Itu terjadi karena sholat suami yang sholeh itu. Jadi,
siapapun
yang ingin doanya didengar dan dikabulkan Allah SWT, maka ia harus menghadap
sendiri ke hadapan Allah dalam keadaan suci, dengan cara sholat. Ajukan segala
permohonan dengan sopan, dengan memperlihatkan rasa malu dan perasaan penuh harap. Karena
Allah itu Maha Kaya dan maha Dermawan” Jelas umi
“Ooh
begitu, Jadi Sholat itu cara untuk terkabulnya do’a kita ya umi. Kalau gitu,
Akifah akan rajin-rajin sholat supaya Allah selalu mengabulkan do’a akifah”
Ujarku dengan riang
Umi
tertawa kecil “Ayo, sekarang kita baca Al-qur’annya”
Aku
membuka al-qur’an dan mencari halaman yang terakhir sekali kubaca.
FebbyAlp
25 juni 2015
NB: Kisah teladan sholat bersumber http://jasoya.blogspot.com/2012/12/kisah-teladan-tentang-sholat.html