Tema
: JATUH CINTA DIAM-DIAM
RAHASIA BESAR
“Hei,
kau! Selamat Ulang tahun” Ujar gadis yang selalu semena-mena terhadapku. Dia
mendekat ke arahku dan duduk disampingku. Ia mengambil roti tanpa selai dan
menaruh pinggir roti yang bewarna coklat itu ke piringku. Kebiasaannya yang
sudah ku maklumi.
Aku
masih menatapnya dengan sengit. Ia selalu begitu, tanpa adanya rasa sopan
kepada laki-laki yang selalu membantunya mengerjakan PR, membuatkan makanannya
jika ibu tidak di rumah, dan hal lain yang tidak semestinya laki-laki melakukan
seperti itu kepada perempuan.
Tak
lama setelah itu, ia memberiku sebuah kotak kecil berpita merah ke arahku. Aku
terkejut. Tidak biasanya dia seperti ini.
“Ini
sungguh hadiahmu untukku? Sejak kapan kau mau memberikan ku hadiah seperti
ini?”
Aku
masih tak percaya ia memberikan hadiah seperti ini kepadaku. Selama ini, jika
aku berulang tahun, ia hanya memberiku sebungkus permen , karet gelang, pensil,
penghapus, dan barang-barang aneh yang lebih baik tidak usah di berikan.
“Kau
sedang beruntung tahun ini” ujarnya
Ibu
dan ayah yang saat itu sedang duduk dihadapan kami di satu meja makan,
menyuruhku segera untuk membukanya. Ibu dan ayah juga heran dengan gadis
kecilnya ini ketika memberikanku hadiah yang benar-benar terlihat hadiah.
Setelah
aku membukanya, aku terheran dengan hadiah yang ada di dalamnya. Sebuah gelang
hitam yang dibungkus plastik yang kotor. Plastik bening itu seperti ditaburi
bumbu-bumbu makanan. Aku mengambilnya dan menerawangnya dengan heran. Ibu dan
ayah pun demikian. Sedangkan gadis disebelahku ini hanya sibuk memakan roti
tanpa selai dan pinggir rotinya itu.
“Itu
hadiah dari ciki-ciki yang kubeli kemarin” Ujarnya tanpa rasa bersalah
Aku
mengendar kepalaku ke arahnya. Menatap dirinya yang sedang meneguk segelas susu
dan berlari keluar rumah dan berteriak di depan rumah “Ibu, Ayah aku pergi!
Kevin cepatlah! Jangan terlalu terpesona dengan hadiahku! Salahmu sendiri,
mengapa lahir saat bulan tua!”
Ibu
dan Ayah lalu tertawa bersama. “Kamu yang sabar ya!”. Aku lalu menyalami ibu
dan ayah dan berlari keluar menyusulnya
Gadis
itu bernama kerin. Umurnya sama denganku. Kami sudah bersama sejak kecil. Sejak
aku berumur 2 tahun. Kami selalu bermain bersama, bercerita bersama dan liburan
bersama. Karena itu, ia semena-mena terhadapku. Ia sudah menganggapku sebagai
kakak laki-lakinya, tetapi bagiku aku adalah budaknya.
10
tahun yang lalu, aku tertimpa kemalangan. Ibu dan ayahku mengalami kecelakaan
dan meninggal dunia. Mereka meninggalkan ku saat aku masih berumur 7 tahun dan
kakak laki-lakiku 16 tahun. Kami berdua akhirnya di rawat oleh ibu dan ayah
kerin. Mereka mengangkat kami berdua menjadi anak mereka. Aku sangat bahagia
bisa mengenal mereka. Mereka sangat baik sekali kepada kami berdua. Malahan ibu
dan ayah lebih menyayangiku daripada kerin. Gadis tunggal mereka yang fanatic
sekali dengan anime.
Kerin
adalah cinta pertamaku, aku menyukainya sejak lama. Walau dia berprilaku
seperti itu kepadaku, aku sangat bahagia. Bisa bersamanya selama ini. Dia
bersifat buruk di depanku, di depan orang lain sangat berubah 360 derajat.
Tetapi ntah mengapa aku tetap menyukainya.
Kakakku
mendapatkan sebuah rumah di tempat kerjanya. 2 kali seminggu ia mengunjungi
kami untuk makan malam bersama dan bercerita hal-hal yang dialaminya saat ia
berkerja. Begitulah perguliran kehidupan kami. Tanpa ada yang mengetahui bahwa
aku diam-diam menyukai kerin.
Saat
di gerbang sekolah, gadis-gadis mengerumuniku seperti tahun-tahun sebelumnya.
Aku cukup terkenal di sekolah. Mungkin karena prestasi akademis dan wajahku.
Yang bahkan tidak kusadari. Aku baru sadar setelah teman SMP ku memberitahuku
tentang deskripsi diriku.
Tiba-tiba
kerin menghalangi jalan mereka ke arahku dan mengeluarkan sebuah kantong
plastik besar dan membukanya lebar “Hadiah yang ingin kalian berikan masukkan
kesini ya, Kevin tidak akan sanggup membawanya sebanyak itu dengan dua tangan”
Ujar kerin yang aku sudah kuketahui tipu muslihatnya. Hal yang dilakukannya
tiap ulang tahunku. Hadiah milikku pun di ambilnya.
SAAT KELUAR MAIN
“Kevin! Lihat ini. Dan dengarkan
baik-baik” Ia menunjuk boneka beruang lalu tertawa. Ia menekan badan boneka itu
dan tiba-tiba mengeluarkan Suara “Hai kak Kevin! Aku menyukai kakak sejak pertama
kali bertemu kakak. Aku sudah …” Suara itu belum selesai. Aku mengambil boneka
itu dan membuangnya ke lantai
Kerin terkejut, lalu ia menatap
nanar padaku “Ada apa denganmu?” Bentaknya. Seisi kelas menatap kami berdua.
Hal yang biasa yang mereka saksikan jika kami berantam. Tapi kali ini berbeda,
aku tidak menggubris bentakannya. Aku berjalan keluar kelas dengan muka datar. Aku
pergi ke atas balkon kelas. Tempat biasa yang kusinggahi.
Tak kusangka kerin menyusulku dari
belakang dan membalikkan badanku dengan kasar,
“Kau dingin sekali!” Bentaknya lagi
dengan raut wajah yang begitu serius Aku tak menjawabnya. Aku hanya diam. “Apakah
kau tidak tahu bagaimana perasaannya? Dia telah lama menyukaimu!” bentaknya
lagi. Aku membuang mukaku menatap ke arah yang lain.“Kau bahkan tidak ingin
mendengarnya hingga selesai! Setidaknya jika kau tidak suka, kau menghargai
pemberian orang lain. Rumor yang ku dengar, gadis itu masuk ke sekolah ini
karena dirimu. Tidakkah sedikit kau menaruh perhatian padanya atas usaha yang
ia lakukan”
“Apakah itu penting? Kau sekolah
untuk belajar bukan untuk orang lain” Jawabku
“Sangat Penting! Cewek menyukai
seseorang dengan tulus. Kau tidak tahu kan? Ya, begitulah pria!” Ujarnya
“Bagiku tidak penting. Tidak semua
pria seperti itu! Pandanganmu sempit sekali. Dan jika pria melakukan itu,
mungkin ada alasannya” Jawabku masih dengan datar
Kerin tertawa sinis “Baru kali ini
aku bertengkar hebat denganmu! Jika kau tidak ingin melihat kemarahan
terbesarku, ambil ini dan dengarkan sampai selesai!” Ujarnya mengambil tanganku
dan menaruh boneka beruang yang tadi ku buang.
Dengan cepat aku membuangnya. Aku
hanya diam menahan amarahku yang ingin sekali ku lontarkan bahwa aku hanya
menyukai dirinya bukan orang lain. Apakah ia tidak mengerti?
Kerin terkejut. Ia menghembuskan
nafasnya dalam-dalam dan menutup mata lalu membukanya kembali “Oh, ternyata kau
seperti itu! Aku baru mengetahuinya! Aku tidak menyangka aku tinggal serumah
dengan laki-laki berhati buruk sepertimu!” Bentaknya yang kali ini aku kaget
mendengarnya
“Ya! Aku memang sangat buruk! Aku
bahkan tidak bisa memahami perasaanku sendiri! Mengapa aku bisa menyukai gadis
yang selalu memperlakukanku buruk, dan kini ia membentakku karena aku menolak
cinta orang lain yang sudah 3 tahun menyukaiku. Apakah gadis berprilaku buruk
itu tidak tahu? Bahwa aku sudah menyukainya sudah15 tahun? Mungkin ia tidak menganggapku sebagai
laki-laki. Aku memang bodoh! Memang benar aku adalah pria berhati baja! Apakah
kau puas?” Jawabaku dengan keras. Baru
kali ini aku membentaknya sekeras itu. Aku pergi tanpa memperdulikannya yang
terpaku berdiri menatapku bingung.
Dan akhirnya rasa itu terlontarkan.
Aku tidak bisa memegangnya lebih erat lagi. Seharusnya aku harus mengenggamnya
lebih lama lagi. Tetapi kerin cukup kuat untuk membebaskan rasa itu lari
keluar.
TIBA DI RUMAH
Aku pulang tanpa salam yang
kuberikan untuk ayah dan ibu. Pandanganku kosong. Karena aku diambang keraguan.
Apakah aku puas karena aku telah memberitahukan kerin bagaimana perasaanku
selama ini? Atau aku cemas karena kerin telah mengetahuinya dan aku akan
canggung bertemu dengan kerin?
“Dimana Kerin?” Tanya ibu padaku
saat aku ingin membuka pintu kamar.
Aku sedikit terkejut. Dia belum
pulang? Ada apa dengannya? Kukira aku yang pulang sedikit terlambat. Karena pergi
ke taman sebelum pulang.
“Mungkin dia ke tempat temannya bu”
jawabku bohong.
“Kalian tidak pulang bersama?” Tanya
ayah yang cukup heran
“:Tadi kevin singgah ke toko buku
sebentar. Jadi kami tidak pulang bersama” Jawabku bohong lagi. Padahal aku
pergi ke taman kota untuk menenangkan diri.
Ayah dan ibu tampaknya mengerti.
Akhirnya aku masuk kamar dengan tenang.
3 JAM KEMUDIAN
“Kerin! Lama sekali kamu pulang.
Kamu dari mana saja bersama temanmu?” Ujar ibu yang kudengar dari balik pintu.
Aku menguping cerita mereka
“Ha? Ke suatu tempat yang
menyenangkan bu” Jawab kerin. Aku yakin bahwa dia berbohong. “Dimana Kevin? Dia
sudah pulang?” Tanya kerin tiba-tiba yang membuatku kaget. Ia menanyakan
tentang diriku
“Dia
sudah pulang duluan darimu” Jawab ibu
“Kerin”
Panggil Ayah. Kerin membalikkan badannya menghadap ayah. “Berhentilah
bersenang-senang dengan temanmu. Menurut ayah itu sudah cukup. Kalian sudah
kelas 3 SMA, saatnya memasuki jenjang kuliah. Kamu harus memikirkan masa
depanmu. Tidak bisakah kau meniru Kevin? Kalian tinggal serumah tetapi sangat
berbeda jauh. Kevin baru saja pulang dari toko buku. Tetapi kamu malah
bersenang-senang dengan temanmu di tempat yang gak jelas dimana”
Aku
kaget di kamar saat mendengar ayah memujiku. Dan aku lebih kagetnya lagi saat
ayah menyahut namaku dari luar. “Kevin, keluar sebentar”
Baru
kali ini aku merasakan gemetar yang luar biasa. Rasa canggung bertemu kerin
masih terngiang di pikiranku. Tanggapanku benar-benar bodoh. Tetapi apa boleh
buat, aku harus menerima kenyataan yang ada di depan. Karena aku lalai
membiarkan rasa diam-diam suka itu keluar, aku harus bertanggung jawab
melepaskannya.
Aku
keluar dengan muka tanpa keraguan sedikitpun. Kerin melihatku, aku tetap
memasang muka biasa. Tanpa terjadi sesuatu antara kami berdua.
“Kevin,
tolong perhatikan kerin di kelas. Jangan biarkan ia lengah sediktpun. Larang ia
ketika ingin pergi bersama teman-temannya untuk bersenang-senang. Juga, tolong
ajarkan dia pelajaran yang tidak ia mengerti. Ayah berharap banyak padamu
Kevin.” Ujar ayah
“Baik
yah” aku menganggukkan kepala. Kerin masih menatapku, aku tidak berani
menatapnya. Aku masih menatap ayah yang walaupun ayah sedang tidak menatapku.
“Dan
juga, usahakan kalian selalu pulang bersama. Jika ia seperti itu terus, siapa
yang akan ingin menikah dengannya. Jangankan menikah, suka dengannya pun ayah
ragu siapa orangnya. Jika ada yang menyukainya, mungkin orang itu orang tidak
jelas” Jawab ayah yang benar-benar mengagetkanku.
Aku
menelan ludah saat mendengar omongan ayah di detik terakhir ini. Aku adalah
orang yang tidak jelas disebut ayah karena aku menyukai kerin. Aku merasakan
gemetarku menjalar ke seluruh tubuh dan di tambah malu di depan kerin.
Tiba-tiba saja kerin tertawa menatapku. Ibu
dan Ayah heran menatapnya. Aku menatapnya sekali, lalu masuk ke kamar karena ku
rasa ayah dan ibu tidak berbicara lagi. Lalu muncul ide di pikranku. Aku lebih
baik menginap di tempat kakak beberapa hari ini untuk menenangkan diri.
Aku
kembali keluar pintu kamar, semua yang ada menatapku kaget “Ayah, ibu. Selama 3
hari ini aku akan menginap ke tempat kakak. Tiba-tiba aku kangen dengan kakak.
Bolehkan?” Tanyaku pada mereka
Ayah
tertawa “Siapa yang melarangmu kevin. Silahkan. Kecuali kerin yang memintaku
seperti itu, akan kularang keras” jawab ayah sedikit candaan..
Lalu
aku dengan segera masuk lagi ke kamar mengemas barang-barang yang akan ku bawa
untuk menginap ke tempat kakakku, Kiki.
“Ayah
ibu aku pergi dulu ya” ucapku dengan tergesa-gesa. Aku tidak ingin melihatkan
muka ku ini menatap kerin. Dengan cepat aku sampai ke pintu pagar dan mulai
berjalan dengan santai.
DI RUMAH KAK
KIKY
Aku menaruh tasku dan dengan segera
membuka tudung nasi di meja makan. “Kak, tidak ada lauk?” Tanyaku heran.
Perutku belum terisi sejak di sekolah. Karena situasi yang tak terduga itu, aku
tidak ingat untuk makan.
“Tidak ada. Kau tidak bilang ingin
kesini. Kakak tidak membuat persiapan apa-apa” Jawab kak kiky yang sedang
menyetrika bajunya.
Kehidupan kak kiky benar-benar
perfect sekali. Ingin aku menjadi sepertinya ketika sudah dewasa nanti. Ia
berpenghasilan cukup dan telah memilki rumah, namun ia belum memikirkan wanita
pendampingnya hingga saat ini. Apakah ia benar-benar tidak memilki wanita yang
ia suka? Tetapi ia kan pria normal. Atau mungkin ia sama denganku menyukai
wanita secara diam-diam? Aku harus bertanya pada kak kiky. Sebagai adik, aku
harus wajib mengetahuinya. Jika tidak, aku tidak akan memilki kakak ipar. Tinggal
tunggu keadaan yang tepat aku menanyakannya.
“Yah, padahal aku lapar sekali”
Jawabku memegang perut.
“Yasudah, kita makan di luar saja.
Kakak juga belum makan”. Mendengar itu aku sangat senang sekali. “Kita jalan
saja ya, tempat makan favorit kakak dekat dari sini”
Setelah bersiap-siap dan mengunci
pintu. Kami berdua pun akhirnya berjalan
berdua sebagai kakak dan adik. Ah, sudah lama aku tidak merasakan rasa rindu
berjalan berdua seperti ini. Sejak ia sibuk dengan dunia kerjanya. Dia jarang
membawaku keluar.
“Kak, aku ingin menanyakan sesuatu
padamu” jawabku memulai pertanyaan tujuanku. Kakakku memutar kepalanya padaku
“Apa yang ingin kau tanyakan?”
“Kau tidak pernah jatuh cinta? Aku
belum pernah mendengar ceritamu tentang gadis yang kau sukai. Aku ingin sekali
mendengarnya”. Kak kiky hanya tersenyum padaku. “Kau benar-benar ingin tau?
Nanti kakak akan ceritakan”.
“Baiklah” jawabku
TEMPAT MAKAN
“Aku selalu membawa gadis itu
kesini” Ujar kak kiky saat duduk di meja makan.
Aku kaget tak percaya. Aku tidak
menyadari kalau kak kiky pernah membawa sesorang berkencan dengannya. Aku adik
yang buruk.
“Kakak suka dengan senyumnya. Kakak
suka dengan tawanya dan kakak menyukai segala tentang dia” Aku semakin semangat
mendengar cerita kak kiky. Tiba-tiba saja pelayan datang menganggu. Kak kiky
dengan segera memberitahu makanan dan minuman yang akan di pesan. Dan pelayan
itu pergi.
“Lalu kak?” Tanyaku penasaran dengan
gadis yang ia sukai. “Ya, walau kakak jarang bertemu dengannya dan kakak tidak
mengetahui perasaannya terhadap kakak, kakak tetap saja menyukainya. Dia
periang dan selalu menjadi diri sendiri. Itu yang kakak suka darinya”
Ternyata kak kiky sama denganku,
menyukai wanita diam-diam. Kak kiky banyak bercerita kali ini. Baru kali ini
aku mendengar ia berbicara banyak tentang wanita. Ia tampak semangat sekali
menyebutkan kebiasaan dan deskripsi-deskripsi tentang cewek itu. Aku semakin
penasaran dengan siapa orang yang menyebabkan kak kiky jatuh. Bagaimana
wajahnya, dan prilakunya. Aku sangat ingin tahu.
“Kapan-kapa ajak kevin makan bersama
gadis itu ya kak. Kiky penasaran siapa dia” Ujarku melahap makanan dengan rasa
senang, sedikit melupakan kejadian memalukan antara aku dan kerin.
“Kau sudah tahu orangnya dan kau
sudah lama mengenalnya.” Ujar kak kiky tertawa kecil. Aku kaget “maksud
kakak?”.
Makanku terhenti ketika kak kiky
mengatakan bahwa yang ia sukai adalah Kerin. Orang yang kusuka selama 15 tahun.
Kami kakak beradik sama-sama menyukainya. Ada apa dengan takdir ini? Apakah
wanita sesempit ini? Mengapa aku harus melawan kakakku untuk menyukai seorang
wanita?
Aku melanjutkan makanku. Aku tak
ingin mengecewakannya. Akan bertekad untuk melepaskan kerin untuk kakakku.
Wanita bukan sedikit. Aku harus mulai terbuka dengan semua orang.
“Kevin? kamu memikirkan sesuatu?”
Tanya kak kiky yang menangkap wajahku yang tegang. “Tidak kok. Aku hanya kaget
kenapa kakak suka dengan gadis bodoh seperti dia” Jawabku.
“Ya itulah cinta, membutakan” jawab
kak kiky.
Aku masih melanjutkan makanku.
Tetapi pikiranku melayang ntah kemana. Antara khawatir dan cemburu. Situasi
semakin memburuk. Padahal aku ke tempat kak kiky untuk menenangkan pikiranku.
Tetapi, sebaliknya. Namun aku bertekad, bahwa aku akan melupakan kerin
bagaimanpun caranya. Aku tidak akan mengecewakan kakaku demi wanita.
Saat tiba di rumah keluarga kerin,
aku membuatkan surat untuknya dan menyelipkannya di bawah pintu kamarnya. Aku
memberitahukannya bahwa untuk melupakan semua perkataan yang kuucapakan itu.
Aku berkata bahwa aku tidak lagi menyukainya dan segala perihal tentangnya aku
sudah tidak mengingantnya lagi. Jadi aku berharap kita seperti biasa lagi
menjadi keluarga. Adik dan kakak yang saling berantam. Dan kerin tetap
memberikan pinggiran roti yang coklat itu ke piringku. Aku sangat berharap ia
tidak akan canggung kepadaku.
10 TAHUN
KEMUDIAN
“Ayah, ayo kita ke tempat nenek”
Ujar gadis mungil berumur 2 tahun ini menarik celanaku. Aku kemudian mengucek-ngucek
rambutnya.
“vin, ayo kita pergi” Ujar kerin
tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumnya.
Ternyata inilah rahasia takdir.
Kenyataan yang tidak bisa dipungkuri. Memang hukum alam saat kita harus
merasakan kesusahan terlebih dahulu sebelum merasakan kesenangan. Itulah bumbu-bumbu yang sedap dalam kehidupan. Yang
lebih menarik, karena kita dapat merasakan seluruh type kehidupan. Kak kiky
hanya membohongiku yang berkata bahwa ia menyukai kerin. Ia hanya menguji rasa
cintaku. Aku baru mengetahui saat aku telah kuliah dan akan memasuki dunia
kerja. Jujur, aku saat itu belum juga bisa melupakan kerin. Karena aku selalu
berjumpa dengannya tiap hari. Dan dia selalu berprilaku buruk kepadaku, dan itu
sangat kusukai.
Kerin datang pada kakaku dan menceritakan
semuanya saat kami sedang bertengkar di atas balkon sekolah. Sampai saat itu,
ia juga belum menyadari perasaanya terhadapku seperti apa. Dia memang cemburu
jika banyak cewek yang mendekatiku. Tetapi kerin tidak menanggapi rasa itu. Ia
tidak mengetahui rasa yang ia alami itu adalah cinta.
Akhirnya, kak kiky memutuskan untuk
menjadi penengah antara kami berdua. Rencananya berhasil menjadi sebuah rahasia
besar selama bertahun-tahun. Karena, ia juga tidak ingin kami berpacaran di
satu rumah jika kami mengetahui perasaan kami masing-masing. Ia memang ingin
menjodohkan kami berdua. Tetapi ada saatnya. Jika berpacaran di awal,
kemungkinan putus akan lebih besar. Maka itu ia mengatur siasat. Ia juga ingin
mengetahui seberapa besar cintaku padanya. Ternyata ia memberiku acungan
jempol, karena aku mampu mengalah demi dirinya. Itu membuktikan bahwa aku lebih
mencintai daripada kerin.
Ayah dan Ibu juga tertawa mendengar
cerita kami berdua. Ia tidak tahu bagimana perasaanku ketika disebut orang tidak
jelas olehnya karena menyukai kerin. Dan pada hari itu juga aku memberitahukan
perasaanku pada kerin. Kami saling tertawa mengingat masa lalu yang penuh
dengan berbagai rasa. Apalagi ketika aku dan kerin saling berantam dan tidak
meperdulikan kodrat masing-masing.
Menyukai seseorang secara diam-diam lebih menarik ketimbang menyukainya dengan blak blakan. Kita akan menemukan sejuta keajaiban yang tidak akan ketahui. Takdir telah tertulis, jalan hidup yang akan menuntun kita kepada takdir tersebut. Jangan takut untuk jatuh cinta. Tetapi, jatuh cintalah dengan benar. Falling in love secretly is interesting youth
Nama
Saya Febby Alianti Putri. Saat ini saya terdaftar sebagai pelajar di SMAN 4
Pekanbaru. Umur saya sudah 17 tahun dan tahun ia saya kelas XI. Beberapa bulan
lagi saya akan memasuki kelas XII (Aamiin). Untuk mengetahui lebih dekat, bisa
dihubungi di FB : https://www.facebook.com/febbyalp Dan saya
juga memiliki blog. Jika teman-teman berkenan melihatnya, silahkan kunjungi www.journeyoflifefebby.blogspot.com
. terima kasih ..