Cerita
Malam
“Tubuh hina bertekuk di dingin
malam. Menusuk qqolbu ke sasaran. Banyaknya do’a kupanjatkan pada sang kuasa
pengatur semua jalan”
Detakan
jam bergema menyatu dengan suara jangkrik disudut kamar. Tubuhku terpanggil
menerima sahutan dinginnya angin malam. Keheningan menguasai disegala penjuru.
Bersahut-sahut kepastian cicak yang saban dibalkon.
Membasuh
air suci dengan tertib, perlahan-lahan menyejukkan pikiranku yang saat ini
direndung masalah. Hiasan do’a diawal dan akhir menambah sanubari lenturan
ucapan untuknya zat penguasa jiwa.
Sajadah
yang kubentang tepat manusia hina berlumuran dosa, sedang mencurahkan isi
hatinya kepada sang pencipta. Dengan izin penghantar malaikat-malaikat arsy
akan mengabulkannya.
Penjahat
terkutuk sedang tidur, jangan bangunkan mereka ..
Aku tak mau pertemuan khusykku dijajah olehnya ..
Aku tak mau pertemuan khusykku dijajah olehnya ..
AKu
lupa alkan dinginnya malam yang menusuk ke palung. Walau dibawa ke gunung
tertinggipun, aku tetap lupa akan suasana itu.
Kisah
malam sunyi. Antara aku dan sepi ditemani dingin menjadi penjinak diri. AKu
hina dihadapan sang pemberi.
“Jalanku telah digotong dengan kepastian dibelenggu waktu. Bisakah kau
yakinkan pada diriku bahwa jalan itu selalu ada?”
Penuh harap
Febbyalp
3 juli 2014
0 komentar:
Posting Komentar