Untukmu bla’s
prince
“Tak pernah terpikir olehku untuk sedikitpun mengukir kenangan sebait
tulisan untukmu, tuan bla bla. Namun, waktu kini membujukku untuk sekadar
menulis bagiannya saja. Baiklah, aku turuti itu.”
Hei,
apa kabar?
3
kata yang menurutku sudah basi dalam masalah pertemuan. Tapi apalagi yang akan
kulontarkan untuk mengawali sebuah pertemuan dibawah pohon ceri di tanah rumah
tak berpenghuni?
Aku
kaku, diam, bisu, abstrak menjadi boludalam adonan sebuah oven. Membara pinky-pinky
merona wajah ketika terbesit mata ini melihat pancaran sinar bayanganmu.
Sangat
payah,
Dengan
bayangan saja aku bercerita! Lebih berarti! Aku bisa menatur alur, mengulang
kata-kata, mengubah semuanya
Hanya
saja, kita memang tidak pernah bisa mendahului waktu dalam lomba lari. Itu
sudah bagian dari takdir. Aku hanya bisa menggigit jari dan berteriak
TIDAAAAAAKK!! . Saat aku terbangun dari mimpi
#Prosa singkat #Sangat
bermakna #Tetapi abstrak #Sekadar menulis
Nb: ‘Bla’ adalah paradigma
diri sendiri, bukan persoalan cinta, tetapi jati diri.
Febbyalp
4 juli 2014
0 komentar:
Posting Komentar