Kamis, 10 Juli 2014

Andai Waktu Kehilangan Arah

Edit Posted by with No comments



Andai waktu kehilangan arah

“Adakah waktu yang ingin kau ulang dalam hidupmu? Jika iya, kau bisa melakukannya saat ini”

Lihat langit itu! Lihatlah, betapa agungnya dia menampakkan tirai birunya itu dengan bumbu-bumbu nebula putih di lapisan epidermisnya. Aku ingin sekali menghampirinya, untuk sekali saja. Jika waktu dapat berbaik hati dan tidak kejam seperti yang mereka duga, kuanggap itu sungguh luar biasa. Yang kudapatkan melebihi gua intan di tengah keramaian, yang seakan aku menjadi orang paling beruntung di atas tanah yang kupijak ini. Dan lebih perihnya hingga menyangkal hati, mengandaikan suatu keadaan yang mustahil.
                Bergulirnya waktu-waktu, membuat semua menjadi berubah. Dan lebih egoisnya, setiap perubahan itu takkan mampu menjadi sedia kala jika bermasalah dengan waktu. Lihat saja langit yang baru saja aku pandangi, dia sudah membuka tirai birunya itu lalu beranjak pergi tanpa belas kasihan. Dan kini, hanya terlihat kekosongan bola dan para bintang yang masih tetap bernaung untuk menerangi bumi  dengan amal menemani bulan yang sendiri.
                Kata orang, bahkan semua orang. Bahwa waktu takkan mungkin bisa kembali. Tetapi itu bukan padaku. Bukan pada seorang aku yang masih memegang prinsip. Filosofis tentang kejayaan bulan yang bisa menutupi matahari, itu sebuah tanda. Lalu menujum kegelapan bumi yang makro sekali. Ada yang tau filosofis itu? Ya, aku telah  mengungkapkannya disini. Bersama ketidakpercayaan sanubariku yang dapat memikirkan sejauh ini aku bernalar.
                Gerhana matahari total, itu adalah fenomena alam yang luar biasa. Jika itu terjadi, maka waktu akan kehilangan arah. Dia lupa akan dimana dia berposisi, dimana tujuannya akan berhenti, dan dimana dia akan melaju untuk pergi. Dengan beberapa detik dia dapat mengalahi matahari, dia akan menjadi sedia kala. Bahkan, akan ada penyelamatan terjadi.
                Semua terfokus dengan langit hitam tanpa bintang dan bulan yang benderang, hanya mengandalkan lampu Thomas disudut-sudut pinggiran, aku melihat masa-masa lampau yang berlakon. Dan kenyataan segera dimulai …

“Dia memang ada. Kegelapan yang menjadi keputus asaanku meraih mimpi. Yang orang bilang itu luar biasa, namun bagiku itu keterpurukan”

Febbyalp
10 July 2014

0 komentar:

Posting Komentar